Kamis, 19 Maret 2015

Marga proatin IV suku I Lubuk rukam,

Daftar Nama Depati / Pesirah yang pernah menjabat di
Marga Proatin IV Suku I Lubuk Rukam :
1. Depati Dinde Raje (Lubuk Rukam)
2. Depati Mas Kunci (Lubuk Rukam)
3. Depati Sabtu (Lubuk Rukam)
4. Depati Ringkeh (Bindu)
5. Depati Mantab (Durian)
6. Depati Rembang (Lubuk Rukam)
7. Depati Mardjan / Pangeran Wira Yudha (Lubuk Rukam)
8. Depati Keling / Pangeran Kemala Ratu / Pangeran Jaya
Sempurna (Lubuk Rukam)
9. Depati Ali Usman (Lubuk Rukam)
10. Depati Muhammad Oerip / Pangeran Wijaya Kusuma
(Lubuk Rukam)
11. Depati Bustan (Lubuk Rukam)
12. Depati Musthafa Ganie / Depati Soeria Adiwinata (Lubuk
Rukam)
13. Depati Ahmad (Durian)
14. Depati Nang Agus (Bindu)
Sumber :
•Buku Sejarah Marga Proatin IV Suku I di tulis oleh
Muhammad Rasyad Bin Abdul Roni Bin H.Abdurrahman.
(1946)
•Buku Sejarah Marga Proatin IV Suku I di tulis oleh Abdul
Hasyim Bin Muzakir Bin Abdul Murrod Bin Muhammad Zen
Bin Mardjan. 1980
•Buku Sejarah Kesultanan Palembang Darussalam di tulis
oleh H.M.Akip
•Buku Sejarah Asal Usul Desa Lubuk Rukam dan Sejarah
Marga Proatin IV Suku I di tulis oleh Romdhon An-Nizar
Hasyim. 2013

Kamis, 29 Mei 2014

HIKAYAT

Desa Lubuk Rukam merupakan Desa Tertua di
Kecamatan Peninjauan. Desa Lubuk Rukam berdiri
pada tanggal 07 November 1556 M - 17 Ramadhan
964 H.
Pemerintah Desa Lubuk Rukam telah Mendeklarasikan
setiap tanggal 07 November adalah HUT Desa Lubuk
Rukam. Deklarasi ini di sampaikan pada acara Lomba
Desa Tingkat Provinsi pada 20 Mei 2014 beberapa hari
yang lalu, Acara tersebut di hadiri oleh seluruh unsur
Muspika Peninjauan,Muspida OKU, Asst.Gubernur Sum
Sel, Camat Se-Kabupaten OKU,Kades Se-Kabupaten
OKU, dan seluruh Masyarakat Desa Lubuk Rukam.
Tanggal 07 November 2014 nanti HUT Desa Lubuk
Rukam Ke-458, Pada hari itu nanti akan diadakan
Syukuran dan Pagelaran Budaya, Adat Istiadat, MTQ
tingakat Kecamatan, dan juga akan diadakan Lomba -
Lomba di bidang Pendidikan,Olahraga,dan Kreativitas
Pemuda.
Mari kita dukung dan kita sukseskan smua Program-
Program Pemerintah Desa Lubuk Rukam yang sudah di
canangkan.

Selasa, 29 April 2014

HJ MUHAMMAD BARLIAN (Kiaji berlian)

Haji Muhammad Barlian (Kiaji Berlian)
Oleh : Romdhon An-Nizar Hasyim
Siapa yang tidak mengenal nama Tokoh bBsar yang satu ini, Beliau adalah seorang Ulama besar dizamannya di Marga Proatin IV Suku I Lubuk Rukam dan dbeliau juga tersohor di aerah - daerah lainnya, seperti di Ranau, Muara Kuang, Kayu Agung, Surabaya - Nikan, dan wilayah lainnya. Beliau lebih populer dengan nama Kiaji Berlian.
Haji Muhammad Barlian Bin Muhammad Bachrin Bin Muhammad Ali Zainal Abidin/Depati Mardjan h idup pada 1883 - 1946, semasa hidupnya beliau mengabdikan dirinya ke dunia pendidikan, itu dituangkan beliau didalam beberapa organisasi, diantaranya sebagai Ketua K.N.I. (Ketua Komite Nasional Indonesia) di Marga Proatin IV Suku I Lubuk Rukam. Namun yang paling tersohor semasa hidupnya beliau adalah seorang Ulama Besar, yang mengajarkan dan menyebarkankan Islam.
Di desa Lubuk Rukam beliau mendirikan sebuah lembaga pendidikan islamiyah berbasis pondok pesantren. Beliau mendirikan bangunan pondok pesantren, Bangunan tersebut terletak di sebelah Barat desa Lubuk Rukam, Lokasinya lebih populer dengan sebutan Talang Haji Barlian.
Pada tahun 1926 bersama warga desa Lubuk Rukam, Beliau memprakarsai pembangunan sebuah Masjid, Masjid ini diberi nama Masjid Al-Abror. Masjid dibangun jauh terletak di sebelah Selatan desa Lubuk Rukam dan jauh terpencil dari perkampungan, Seiring waktu berjalan dan pesatnya kemajuan zaman, Masjid tersebut sekarang posisinya berada ditengah desa Lubuk Rukam sekarang ini. Masjid inipun semenjak didirikan telah beberapa kali mengalami pemugaran, sampai saat ini Masjid Al-Abror masih berdiri megah dan kokoh.
Haji Muhammad Barlian semasa hidupnya mngabdikan dirinya dalam perjuangan dakwa Islam, Banyak santri - santri beliau berdatangan dari semua penjuru untuk belajar Islam. Nama besar beliau sangat disegani dimasanya, Nama besar beliau cukup membuat penjajah Belanda dan Jepang segan, sehingga pada masa penjajahan Belanda dan Jepang pada waktu itu desa Lubuk Rukam mendapatkan perhatian khusus, dalam artian penjajah tidak semena - mena menjajah.
Semasa hidupnya beliau juga merupakan seorang Pejuang Kemerdekaan, tercatat didalam sejarah perjuangan Marga Proatin IV Suku I beliau merupakan sosok pemimpin yang disegani, beliau memimpin para pemuda - pemuda Marga Proatin IV Suku I untuk melakukan perjuangan gerakan bawah tanah, sepak terjang beliau dan pemuda - pemuda ini cukup membuat penjajah kewalahan. Sampai akhir hayatnya...beliau dan pemuda - pemuda yang gagah perkasa tersebut tak pernah terkalahkan.
Tak banyak mengetahui bahwa Haji Muhammad Barlian adalah seorang Ahlul Bait yang mastur, Darah beliau adalah darah Pejuang Islam yang tangguh dan kharismatik. Beliau adalah generasi Ke-12 dari Maulana Mahmud Jumadil Kubro / Ki Ageng Mataram 5 / Puyang Raden Mas Mataram Lubuk Rukam Bin Maulana Abdurrahman. Haji Muhammad Barlian adalah sosok yang tegas dan berwibawa, Karakteristik beliau sangat berkharisma, mengundang decak kagum bagi setiap orang yang mengenalnya. Menyebut namanya saja hati semua orang bisa bergetar. Ketangguhan beliau dalam berdakwa dan berjuang melawan penjajah tidak diragukan lagi. Beliau adalah Pelita didalam kegelapan, Dimasa penjajahan Belanda dan Jepang, Masyrakat tidak boleh bersekolah untuk meraih pendidikan, Namun berkat kegigihan beliau masyarakat desa Lubuk Rukam dan desa - desa yang tergabung dalam Marga Proatin IV Suku I bisa bersekolah dan meraih pendidikan yang layak.
Selain sebagai seorang Ulama, Haji Muhammad Barlian juga seorang Pedagang yang sukses dimasanya. Usaha perdagangan beliau adalah hasil bumi,rempah-rempah,lada dan kopi. Wilayah perdagangan beliau mencapai daerah Ranau, Kayu Agung, dan. Palembang. Beliau merupakan bandar yang sukses dimasa itu.
Selain itu beliau juga seorang yang ahli dalam arsitektur dan dunia pertukangan dan usaha pembuatan perahu dan kapal dagang, banyak pada masa itu pedagang - pedagang dari Muara Kuang dan Kayu Agung membeli kapal untuk berdagang dengan beliau, pada masa itu kapal merupakan sarana transportasi yang ideal.
Haji Muhammad Barliyan juga seorang yang piawai dan tangguh dalam bertani, dimasa hidupnya beliau juga mendiri sebuah perkampungan kecil "Talang" untuk betani karet dan padi. Talang tersebut lama kelamaan menjadi ramai, di Talang tersebut beliau mendirikan sebuah Madrasah atau pondok Pesantren. Hingga akhirnya perkampungan kecil itu lebih terkenal dengan nama "Talang Haji Barlian". Talang ini terletak di sebelah Barat desa Lubuk Rukam, jauh terpencil kurang lebih dua kilo meter dari desa Lubuk Rukam. Seiring waktu berjalan dan zaman berganti, Talang tersebut hanya tinggal kenangan dan cerita saja. Talang Haji Barlian tersebut sekarang terletak di didalam desa Espetiga.
Sampai saat ini kharoma Talang Haji Barlian masih sering menampakkan eksistensinya, ada beberapa penomena ghaib sering menampakkan keberadaan Talang ini dimasa lalu. Dimasa itu Haji Muhammad Barlian mendirikan sebuah Surau dan sebuah sumur, posisi Surau tersebut sekarang oleh masyrakat desa Espetiga dibangun sebuah Masjid yang Megah. Pada malam - malam tertentu masyarakat desa Espetiga sering mendengar suara - suara orang sedang belajar ngaji secara berjamaah, ada pula sebagian melihat bangunan Surau, dan juga Sumur yang posisinya terkadang berpindah - pindah. Itu semua adalah Kuasa Allah SWT untuk menunjukkan sebuah kebenaran dan merupakan ujian bagi mereka yang berpikir dan beriman.
Dari desa Lubuk Rukam ke desa Espetiga ada sebuah jalan setapak yang mana dahulunya jalan ini adalah satu - satunya jalan penghubung ke Talang Haji Barlian, Jalan setapak inipun sampai sekarang masih difungsikan, dan jalan setapak ini populer dengan nama Jalan Haji Barlian. Oleh Pemerintah Desa Lubuk Rukam, jalan raya desa dan jalan setapak tersebut telah di resmikan dengan dibuat papan nama Jalan Haji Barlian.
Sampai saat ini nama besar Haji Muhammad Barlian masih sangat tersohor dan mashur, Makam beliau terletak di TPU desa Lubuk Rukam Kecamatan Peninjauan Kabupaten OKU - Sumatera Selatan.
Nasab Haji Muhammad Barlian :
Haji Muhammad Barlian bin Muhammad Bachrin/Mas Agus Baharuddin bin Mauhammad Ali Zainal Abiddin/Departi Mardjan bin Maulana Muhammad/Depati Rembang bin Maulana Ahmad/Depati Mantab bin Maulana Muhammad/Depati Ringkeh bin Maulana Muhammad/Depati Sabtu bin Maulana Alwi/Depati Dinde Raje bin Maulan Hamid bin Maulana Syafi' bin Maulan Mahmud Jumadil Kubro/Ki Ageng Mataram 5/Puyang Raden Mas Mataram Lubuk Rukam bin Maulana Abdurrahman bin Maulana Abdullah bin Maulana Ahmad bin Maulana Muhammad bin Maulana Muhammad Jumadil Kubro bin As-Sayyid Husein Jamaluddin Akbar Jumadil Kubro Azmatkhan bin As-Sayyid Ahmad Jalaluddin Syah Azmatkhan bin Al-Amir Abdullah bin Abdul Malik bin Alwi Ammil Faqih bin Muhammad Shohib Marbath bin. Ali Kholi Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa Ar-Rummi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-Uraidhi bin Ja' Far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abiddin bin As-Sayyid Husein bin Ali bin Abi Thalib Wa Fatima Az-Zahra binti Muhammad SAW.
Demikianlah sekelumit mengenai Haji Muhammad Barlian (Kiaji Berlian), Penulis mohon maaf karena disana sini tulisan ini masih sangat banyak kekurangan, Mohon kiranya kepada sanak saudara dan para pembaca untuk kebaikan kita bersama sudilah kiranya memberikan koreksi.
Sumber Rujukan :
1.Kitab Nasab Ahmad Jumadil Kubro oleh As-Sayyid DR.Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Husaini.
2.Kitab Penelitian dan Pendataan Nasab Al-Husaini tahun 1919 s/d sekarang.
3.Ensiklopedia Nasab Al-Husaini oleh As-Sayyid DR.Shohibul Faroji Azmatkhan Al-Husaini
4.Kitab Nasab Al Mausuu'ah Li Ansaabi Al Imam Al Husaini oleh As-Sayyid Bahruddin bin As-Sayyid Abdurrazaq bin As-Sayyid Mustofa. Dan oleh As-Sayyid Mujtaba Azmatkhan Al Hafidz.
5.Sejarah Asal Usul Dan Pemimpin Desa Lubuk Rukam (1946) oleh Muhammad Rasyad bin Abdul Roni bin H.Abdurrahman.
Makam yg tengah adalh makam Ulama Besar dan tersohor dizamannya hingga saat ini,trletak di TPU desa lubuk rukam yaitu Haji Barlian, makam kiri dan kanan adalah makam istri2 beliau (Hj.Djoedah dan Tjik Ajoe).

Nama Haji Muhammad Barlian dijadikan nama Jalan Raya Desa Lubuk Rulam













Jumat, 28 Maret 2014

BENANG MERAH DESA LUBUK RUKAM DAN DESA GUNUNG BATU

Benang merah desa Lubuk Rukam - Desa Gunung Batu
Oleh : Iwan Mahmud Al-Fattah Azmatkhan
Sebelum terbentuknya desa Gunung Batu, Desa ini masih merupakan hutan lebat yang belum pernah dihuni oleh siapapun. Desa ini baru mulai terbentuk sejak kedatangan rombongan keluarga besar Kesultanan Demak, dengan salah seorang pimpinannya yang bernama Arya Penangsang bin Pangeran Sekar bin Raden Fattah. Perjalanan Panjang keluarga besar Keturunan Raden Fattah dilakukan secara rahasia demi menyelamatkan garis keturunan Raden Fattah yang pada masa itu banyak diincar oleh fihak-fihak yang tidak senang akan berdirinya khilafah islamiah.
Perjalanan Arya Penangsang dan beberapa bangsawan Kesultanan Demak ini didampingi oleh beberapa ulama besar dan juga salah seorang anak Sunan Kudus yang bernama Amir Qodhi/Pangeran Qodhi/Syekh Qodhi/Pangeran Ogan Komering. Sebagai kakak ipar dari Arya Penangsang, Amir Qodhi diperintahkan ayahnya untuk mengawal perjalanan yang penuh rahasia ini. Perjalanan ini juga dianggap sebagai hijrah besar keluarga Jipang Panolan kesebuah negeri yang belum mereka kenal. Hijrah ini juga mengingatkan akan hijrahnya para leluhur Raden Fattah, dan rata-rata ketika mereka hijrah itu didasari dengan semangat jihad dan dakwah Islamiah dan menghindari adanya kezaliman dan penindasan yang dilakukan para tirani.
Saat mereka berhasil keluar dari Jipang Panolan dan Demak dan kemudian tiba di Komering, mereka semua berganti nanti. Arya Penangsang menjadi Ratu Sahibul Ma'rifah sedangkan Pangeran Qodhi menjadi Pangeran Ogan Komering. Perjalanan dari Jipang Panolan sampai ke Komering dilakukan dengan sangat hati-hati dan rahasia,. apalagi ini dalam jumlah rombongan yang besar. Beberapa keluarga Kesultanan Demak mengetahui perjalanan ini, namun mereka semua memaklumi apa yang sedang dilakukan anak cucu dari Pangeran Sekar Seda Lepen ini.
Perjalanan ini berjalan dengan sukses dan lancar, adapun berita tentang kematian Arya Penangsang di pulau Jawa justru merupakan strategi cerdas keluarga besar Raden Fattah, karena dengan adanya kabar bahwa Arya Penangsang sudah dinyatakan tewas, maka perjalanan ini justru semakin lancar, karena tidak ada yang mengikuti. Sekalipun dibeberapa buku sejarah, paska kabar tewasnya Arya Penangsang, justru ada beberapa rakyat dari blora yang melihat bahwa beliau masih hidup. Berita perjalanan Arya Penangsang memang sangat misterius, sampai sekarang masyarakat Cepu dan Jipang sangat tabu untuk membicarakan bagaimana sebenarnya sejarah Arya penangsang itu. ini bukti bahwa Arya Penangsang telah berhasil menanamkan perintah agar jati dirinya jangan pernah diangkat apalagi dibicarakan oleh rakyatnya, karena apabila keberadaan dirinya dibicarakan terus menerus bukan tidak mungkin ia akan terus diburu oleh orang-orang yang tidak senang syariah islam berjaya.
Saat terbentuk Desa Gunung Batu antara Kurun waktu 1549 s/d 1556 Masehi, Arya Penangsang atau Ratu Sahibul mendapat firasat jika tanah ini kelak akan menjadi besar, apalagi setelah melihat kondisi daerah ini yang sangat mirip dengan desa asalnya Jipang Panolan, membuat beliau yakin bahwa desa ini adalah pelabuhan selanjutnya dalam menata kehidupan. Desa Gunung Batu memang sangat mirip dengan Jipang Panolan, tanahnya berpasir, sungainya besar, ikilimnya panas, tanahnya subur, sehingga sangat wajar jika daerah ini dipilih menjadi pijakan keluarga besar kesultanan Demak.
Setelah Desa terbentuk maka, Ratu Sahibul bersama para bangsawan lain mulai memperkuat desa ini dengan ajaran islam, membuat pagar pertahahan, dan melakukan penanaman buah buahan atau tanaman-tanaman seperti padi untuk untuk dijadikan sebagai lumbung logistik desa ini.
Saat desa Gunung Batu berkembang, hubungan diplomasi dan komunikasi juga diadakan dengan wilayah lain. Pada masa Gunung Batu berdiri banyak bangsawan-bangsawan dari wilayah lain berdatangan dan melakukan aliansi dengan desa ini. keberadaan ini akhirnya juga diketahui oleh keturunan Sultan Trenggono sehingga akhirnya salah satu keturunannya yang bernama Pangeran MAs Ibrahim (Banten) datang kedesa ini untuk membantu kakek dan paman-pamannya.
Gunung Batu semakin berkembang, itu karena berkat kerjasama antar leluhur dan juga wilayah lain. Adapun tokoh-tokoh atau wilayah lain yang pernah membina hubungan baik dengan Desa Gunung Batu adalah :
1. Pangeran Ogan Komering/Amir Qodhi/Syekh Qodhi/Pangeran Kodhi/Puyang Kedun Lubuk Rukam bin Sunan Kudus Azmatkhan
2. Ki Ageng Mataram V/Sayyid Mahmud Jumadhil Kubro Azmatkhan dari Desa Lubuk Rukam
3. Tuan Umar Baginda Saleh Azmatkhan (Waliyullah Tanah Komering)
4. Tuan Di Pulau/Sayyid Hamimul Hamim (Waliyullah tanah Komering)
5. Tuan Idrus AL Idrus Tanjung Salam dari Adumanis (Waliyullah Tanah Komering)
6. Bangsawan Abung dari Lampung
7. Bangsawan dari Skala Brak
8. Bangsawan dari Malaka
9. Bangsawan bangsawan dari Jawa Barat
10.Bangsawan - bangsawan Komering
11.Beberapa bangsawan pendiri kesultanan Palembang
12.leluhur Masyarakat Indralaya Ogan Ilir Sumatra Selatan
13.leluhur desa Gunung Ibul Prabumulih Sumatra Selatan
Dan masih banyak lagi yang lainnya...ini menandakan jika desa ini mempunyai hubungan komunikasi yang baik dengan masyarakat di sekitar wilayah komering dan menandakan jika penyebaran Islam juga berkat andil dari keluarga besar Raden Fattah, Walisongo dan Keluarga Besar Nabi Muhammad SAW yang lain .
Karya Ulung
Karia Ulung adalah kepala desa pertama Desa Gunung Batu Kecamatan Cempaka, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Sumatra Selatan. Karia Ulung atau Karia Daud atau Sayyid Daud atau Pangeran Ali adalah Kepala Desa pertama dari desa Gunung Batu ini. Sama seperti ayahnya Karia Ulung ini mempunyai banyak kelebihan, sehingga dia akhirnya dijuluki dengan julukan Karia Ulung. Karia Ulung adalah seorang yang paling dibanggakan oleh ayahnya dalam hal strategi perang. Karia Ulung ini sosoknya tinggi besar dan mempunyai pedang seperti Sayyidina Ali, bercabang dua. Dimata adik-adiknya Karia Ulung ini sangat berwibawa dan dihormati, sehingga tidak heran akhirnya dia dipercaya menjadi kepala Desa Pertama Desa Gunung Batu ini. Desa Gunung Batu ini posisinya sangat terpencil dari Palembang. Pada masa lalu cukup sulit untuk sampai kedesa ini. Karakter seorang Karia Ulung tidak jauh berbeda dengan ayahnya. Ketegasan dan ketegarannya cukup menonjol. Sikap keras hatinya terhadap kebenaran sangat terasa dimata adik-adiknya.
Dalam memerintah desa Gunung Batu, Karia Ulung sangat tegas namun berwibawa. Desa Gunung Batu betul-betul ia tata sebagai desa yang independent terhadap pemerintahan lain. Dari awalnya sejak desa ini didirikan, desa ini sudah berbentuk independent, namun tetap para tokoh-tokoh desa ini menjalin persahabatan dengan fihak lain. Ajaran Islam selalu diterapkan dengan sangat ketat. Terhadap beberapa adiknya saja dia bisa bersikap tegas apalagi ketika ada dari mereka yang tidak bersikap Islami. Ketika ada beberapa fihak yang coba mengintervensi desa ini, dia bahkan berani bersikap tegas, bagi dia keberadaan desa Gunung Batu tidak boleh terjajah oleh siapapun. Desa ini akhirnya dibuat pagar-pagar pertahanan agar bisa menghalau fihak-fihak yang mau menjajah. Desa Gunung Batu tidak akan pernah menjajah wilayah lain, namun jangan coba menjajah Desa ini, itu prinsip para tokohnya. Gunung Batu adalah daerah yang independent namun terbuka untuk pendatang. Semenjak didirikan desa ini beberapa keluarga Sunan Kudus pernah berkunjung ketempat ini seperti Pangeran Ogan Komering atau Syekh Qodhi / Kedun yang juga paman Karia Ulung. Begitu juga keluarga besar Jumadhil Kubro dari desa lubuk Rukam. Gunung Batu adalah wilayah Islam yang tidak boleh diutak atik oleh siapapun, dan prinsip ini dipegang teguh oleh Karia Ulung dan juga para pendiri desa lain seperti Pangeran Mas Ibrahim Azmatkhan (Komering), Pangeran Mas Asad Hamzah Azmatkhan (Singagandung), Kyai Patih Matahun bin Pangeran Bagus Sido Kali bin Raden Fattah, Jangkaru (leluhur Riyani Jangkaru) dan tokoh-tokoh lain.
Pangeran Ogan Komering atau Syekh Qodhi / Puyang Kedun Lubuk Rukam adalah Adik ipar Ratu Shahibul dan merupakan mertua dari Karya Ulung.
Pada tahun 1633 Karia Ulung wafat di Desa Gunung Batu. Karya Ulung wafat meninggalkan 12 anak. 10 laki-laki dran 2 orang wanita. Dua Belas anak Karia Ulung ini kemudian banyak yang menyebar keberbagai wilayah Sumatra. Satu anaknya tetap yang bernama Sulaiman melanjutkan pemerintahan dengan bergelar Karia Sulaiman. Sedangkan yang lain dari desa Gunung Batu yang terpencil ini, 9 orang anak laki-laki Karia Ulung tersebut menyebar keberbagai daerah, ada yang ke Jawa Barat, Sumatra Barat, ada yang ke Sumatra Utara, ada yang ke Palembang dan sekitarnya, ada juga yang di Aceh. Dan berdasarkan kitab Nasab Al Mausuu’ah Li Ansaabi Al Uimam Al Husaini, diketahui banyak dari keturunan dari Karia Ulung ini menjadi pejuang-pejuang militan dalam penegakkan Syariah Islam. Mereka yang sebagian ada di Sumatra banyak yang merupakan musuh penjajah kafir pada masa lalu. Beberapa dari mereka bahkan ada yang dihukum mati dan dibuang keberbagai daerah. Beberapa dari yang militan itu bahkan banyak yang ditakuti tentara Penjajah Kafir. Sikap militan mereka terhadap Islam sepertinya memang mewarisi sikap datuk-datuknya. Dalam hal kebenaran, ajaran Islam adalah harga mati yang tidak bisa ditawar tawar. Sikap militan mereka terhadap penjajah dan rezim-rezim pemerintahan seolah membuktikan, seperti itulah dulu datuk-datuk mereka berjuang.

Minggu, 01 Desember 2013

Benang Merah Desa Lubuk Rukam Kec.Peninjauan OKU Dan Desa Surabaya Kec.Nikan OKU Timur


Desa Surabaya terletak di Timur desa Lubuk Rukam, menyeberangi sungai Ogan dan berbatasan langsung dengan sungai Komering. Dari awal berdirinya desa Lubuk Rukam dan desa Surabaya mempunyai kaitan sejarah.

Desa Lubuk Rukam dan Desa Surabaya dari zaman dahulu kala sudah saling mengenal dan menjalin kekeluargaan yang erat. Kedua desa ini sudah saling mengenal dan tahu satu sama lain dan saling melindungi. Dari generasi ke generasi hubungan baik itu tetap dijaga dan diikat erat.

Dizaman Marga Proatin IV Suku I,Para Depati Marga ini sering berkunjung ke Desa Surabaya,demikian pula dengan Pemimpin2 desa Surabaya. Kedua desa ini sudah tidak asing lagi baik dari segi Pemerintahan,Sosial,dan Budaya. Keduanya sudah saling mengenal dan saling menjaga hubungan baik itu.

Pada masa2 akhir Marga Proatin,masyarakat desa Surabaya sangat dekat dan mengenal sosok Depati Pangeran Muhammad Oerip. Depati yang satu ini sangat terkenal di desa Surabaya. Pada masa itu masyarakat desa Surabaya sering bepergian ke Palembang dan Bandar Lampung melalui Stasiun Kereta Api desa Lubuk Rukam. Masyarakat desa Surabaya pada masa itu sangat mengagumi sosok Pangeran Orip yang sangat baik menjaga hubungan baik dan menjaga setiap masyarakat desa Surabaya yang datang ke Lubuk Rukam.

Hubungan baik dan hubungan kekeluargaan ini sudah dirintis oleh para leluhur2 kedua desa ini. Salah satu keturunan Puyang desa Surabaya (Puyang Rakian Sakti) generasi ke-13 yaitu Puyang Mata'un menikah dengan puyang Puteri Remalun dari desa Lubuk Rukam.Puyang puteri Remalun ini adalah keturunan Puyang Raden Mas. Puyang Putri Remalun terkenal sakti dan memiliki pedang pusaka yang ampuh,Pedang Pusaka ini sampai sekarang masih dijaga oleh keturunannya di desa Surabaya. Puyang Puteri Remalun di desa Lubuk Rukam dikenal dengan nama "Puyang Kembang Ayah Iting" (ayah=air)/lebih dikenal lagi dengan nama "Puyang Bulohan Ayah Iting". Dahulu kala Bulohan Ayah Iting (anak sungai iting) adalah merupakan jalan utama yang menghubungkan Ogan dengan Komering. Puyang-Puyang Ogan dan Komering setiap kali ke Ogan atau ke Komering melewati jalan ini, dan atas kuasa Tuhan jalan itu beberapa ratus tahun kemudian menjadi anak sungai (Ogan=Bulohan).

Pada pertengan tahun 2012 saya pribadi sudah menapak tilas jalan itu dan tembus ke desa Surabaya,1 hari perjalanan kaki dimulai dari muara Anak Sungai Iting desa Lubuk Rukam.
Desa Surabaya dan Desa Lubuk Rukam banyak sekali memiliki kesamaan budaya dan sejarah,Penggalian sejarah kedua desa ini secara bertahap terus dilakukan,kedepan masih akan banyak sekali yang ditemukan. Semoga hubungan baik kedua desa ini yang sudah dirintis dengan baik oleh leluhur-leluhur kedua desa tetap terjaga dan terikat dengan kuat.

Prekwensi sosok Puyang Rakian Sakti desa Surabaya kuat ke sosoj Puyang Riye Belange Desa Lubuk Rukam,namun semua itu masih dalam tahap penelitian dan pengkajian sejarah. Masyarakat desa Surabaya meyakini bahwa Sosok Riye Belange adalah Sosok Rakian Sakti, di desa Surabaya sendiri tidak terdapat makam Rakian Sakti. Benar atau tidaknya dugaan ini masih terus dilakukan penelitian oleh pihak-pihak yang ahli sejarah. Semoga Tuhan menunjukkan kebenaran dan membuka tabir yang menutupi desa Lunuk Rukam dan desa Surabaya. Aamiin...!

Oleh: Romdhon An-Nizar Hasyim | 2013

Rabu, 13 November 2013

Sejarah Ringkas Dusun Lubuk Rukam II ( Lampung )

Pada tahun 1951 pindahlah sebagian kecil rakyat Kampung Lubuk Rukam Marga Proatin IV Suku I Ogan Komering Ulu -Sumatera Selatan ke Kampung Tulung Buyut Kecamatan Negeri Sungkai Lampung Utara untuk bertani ,membuka hutan untuk pertanian serta mendirikan Talang,Talang inilah dinamakan Talang Lubuk Rukam yang diketuai oleh Sapuan ditunjuk oleh rakyat sebagai Kepala Talang dan bertakluk kepada Kelurahan ( Kepala Kampung ) Tulung Buyut.

Pada tahun 1955 Sapuan berhenti sebagi Kepala Kampung dan digantikan oleh Jakfar,Dan pada tahun 1957 Jakfar berhenti .Lalu Lurah Kampung Tulung Buyut mengangkat Busron sebagai Kepala Suku untuk Talang Lubuk Rukam,Way Suai,Way Buloh,dan Tegajul (Empat Talang).
Pada tahun 1963 Busron berhenti lau Kepala Suku digantikan oleh Ibni Sihab.Pada tahun 1970 Talang Lubuk Rukam ditingkatkan kedudukannya menjadi Kampung Susukan memisahkan diri dari Kampung Tulung Buyut,Dan dinamakan Kampung Lubuk Rukam II.

Pamong-Pamong Kampung Lubuk Rukam II (1970) :

No
Nama
Jabatan

1
Ibni Sihab
Kepala Kampung

2
Sarwi
Kepala Suku I (Lubuk Rukam dan Way Suai)

3
Kirom
Kepala Suku II (Tegajul dan Way Buloh)

4
H.Arsyad
Khotib

5
Abdullah
P3NTR

Pada tahun 1974 Ibni Sihab berhenti dari jabatannya dan digantikanoleh Burhan sebagai Kepala Kampung Lubuk Rukam II Kecamatan Negara Ratu Lampung Utara.

Pamong-Pamong Desa Lubuk Rukam II (1974) :

No
Nama
Jabatan

1
Burhan
Kepala Kampung

2
Abadi
Kepala Suku Lubuk Rukam

3
Marzuki
Kepala Suku Way Suai / Tang Jawa

4
Usman
Kepala Suku Way Buloh

5
Kirom
Kepala Suku Tegajul

6
Ihsan Densi
Khotib

7
H.Jauhari
P3NTR

Pada Tahun 1962 masyarakat Kampung Lubuk Rukam serta Talang – Talang sekitarnya,yaitu : Lubuk Rukam,Way Suai,Way Buloh,Mincang,Tanjung Miring,Gedung Makripat,dan Tanjung Karang telah membangun sebuah Rumah Sekolah dengan biaya swadaya rakyat dan diberi nama Sekolah Dasar Pembangunan (SD Pembangunan) yang dipimpin oleh M.Rasyad sebagai Ketua Panitia pembangunan dan merangkap sebagi Ketua P.O.M.G (Persatuan Orang tua Murid dan Guru).

Dan pada tanggal 1 Januari 1968 SD Pembanunan tersebut diambil alih dan diresmikan menjadi Sekolah Dasar Negeri oleh Pemerintah Darah Tingkat II Lampung Utara dengan Surat Keputusan Tanggal 1 - 4 – 1968 N0.40 /B/II.

Sejarah Ringkas Talang Way Suai :

Pada Tahun 1952 berangkatlah (11 Kepala Keluarga) dari Kampung Lubuk Rukam Marga Proatin IV Suku I Ogan Komering Ulu – Sumatera Selatan menuju ke Kampung Tulung Buyut Kecamatan Sungkai Utara Lampung Utara.Untuk membuka hutan keperluan berkebun kopi,lada,dan karet.Sampai di Tulun Buyut dengan perantara Kepala KAmpung Lubuk Rukam didapatkanlah izin dari Kepala Kampung Tulung Buyut, Untuk mebuka hutan di Pematang kali Way Suai ini dibawah pengawasan Kepala Talang Lubuk Rukam.

Adapun rombongan yang pindah tersebut adalah :
Jamar
Asmuni
Zainal
M.Soleh
Buyani
Baroya
Busnawi
Baroini
M.Naromi
M.Rasyad
Ibni Sihab

Pada tahun1953 datang lagi :
M.Supa
H.Hazali
M.Umar
Abdu Sakir

Demikianlah iktisar ringkas berdirinya Talang Way Suai Lubuk Rukam II Kecamatan Negara Ratu Kabupaten Lampung Utara.

(Disalin Dari Catatan Riwayat Hidup M.Rasyad Bin A.Roni Bin H.A.Rahman)

Minggu, 01 September 2013


Ini adalah Masjid Al Abror desa lubuk rukam, didirikan oleh Haji Barlian pada th 1927. Masjid ini sudah bbrpa kali mngalami perombakan. Awalnya bangunan masjid ini berbntuk masjid Demak.